Wednesday, December 19, 2012

60 Hari Membangun Kebiasaan Baru

Jadi ya, ini terinspirasi semangat membaranya Ibu Bos gw buat terbiasa work out tiap hari. Setelah browsing sana sini, konon kata orang pinter, kita bisa membangun kebiasaan baru kalau melakukan itu dalam 60 hari berturut-turut. Nah, gw tertantang buat ikutan sama yang namanya membangun kebiasaan baru itu.

Mmm yang pertama yang gue mau bangun lagi sih sebenernya bukan kebiasaan baru-baru amat. Lebih tepatnya kebiasaan lama, lama banget, yang udah terlupakan dan ditinggalkan berabad-abad sampe debuan dan karatan gitu: berdiam diri dan cuma berdua-duaan aja sama Tuhan setiap bangun pagi. Kaya yang dibilang di mana tuh: be still and know that I am God. Ini mirip banget sama yang baru aja gue baca di Be The Miracle-nya Regina Brett, tentang memilah prioritas dan mendahulukan yang paling penting setiap harinya. Buat Brett, plug in sama sumber kekuatan terbesar itu adalah prioritas terpenting dalam hidupnya setiap hari.

So be it, being still and acknowledging God every day, every morning, will be my new 60-days-project of new habit. Yang gue harapkan dari situ? Yang gue pikirkan adalah buah-buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Daaaann kaya yang dibilang pemazmur, dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai Firman Tuhan. Hahaha. Iya sih, gue ngga muda-muda amat, tapi kan kata-kata pemazmur masih kena lah ama gue, yang punya issue berjibun dengan masalah menjaga kekudusan, dalam kata-kata, pikiran, kebiasaan, semuanya deh.

Soooo what's this all about? Ada banyak ide di kepala gue sekarang. Banyak proyek pribadi yang gue pengen realisasikan dalam 2 tahun. Banyak mimpi, harapan, obsesi, yang pengen gue mulai jadikan nyata dalam 2 tahun. Ngga musti kelar, ngga musti sempurna, tapi gue mau mulai melangkah. Dan melangkah dengan cara yang benar, bersama kekuatan yang benar.

Jadi, mulailah gue memangkas hal-hal (dan orang-orang) yang ngga bisa (atau ngga mau) bekerja sama menjadikan gue orang yang lebih baik dengan kebiasaan hidup yang lebih benar. Some people must go, some books must be sold, some habits must be stopped.

Life is not fair, but it's still good. Gitu kata Regina Brett di God Never Blinks. Yea, life is good. Menyenangkan sekali menyadari kembali bahwa gue bisa lebih dari ini, bisa memberi lebih dari ini, bisa memenuhi panggilan gue yang gue abaikan selama ini. Hahaha. It sounds like an ancient word: panggilan hidup. 

Jadi, mari mulai dengan hal-hal bisa dilakukan. Memulai hari dengan berdiam diri bersama Tuhan, I can do that. Memenuhi panggilan hidup gue, I can do that. Mencintai dengan cara yang berkenan di hati Allah, I can do that. Living life to the fullest, sure as heaven, I can do that.

Friday, November 02, 2012

Aku Merasa...

Aku merasa seperti berada dalam suatu scene film. Aku merasa dapat mendengar soundtrack mengikuti setiap langkahku. Kadang berdebam debum, kadang mengalun sedih, kadang menyayat-nyayat seperti gesekan biola rusak. Aku seperti berada dalam sorotan lampu utama, ketika orang-orang di sekitarku ramai bicara, hampir seperti berdengung dan lampu di restoran ini seperti menyala lebih terang di atas kepalaku, tepat di atas kepalaku, dibanding lampu-lampu lainnya, dan lagu pop berdetak-detak mengalahkan dengungan suara manusia.

Detak jantungku seperti melambat ketika musik di restoran ini melambat dan Christian Bautista menyanyikan lagu paling gombal sedunia: Something in the Way You Look at Me (or something like that, aku bahkan tak ingat apa sebenarnya judulnya).

Manusia lalu lalang di hadapanku dan aku merasa mereka hanya bayangan. Semuanya terasa hanya seperti bayangan, sama redup dan buramnya seperti hari-hari yang merajam hidup. Semuanya seperti bayang-bayang yang melaju cepat, melayang melewatiku dan tak sekali pun menyapaku. Aku pun merasa tak akan mampu mendengarnya bahkan bila ada salah satu dari bayang-bayang itu yang menyapaku. Atau menyentuhku.

Aku merasa indraku menebal dan menjadi kaku. Retak dan berdebum bersama musik di restoran ini. Aku merasa pecahannya menyatu dengan bayang-bayang yang lalu lalang di hadapanku. Aku dan indraku terpisah sudah.

Aku merasa melayang dan mendengar semuanya, melihat semuanya, merasakan semuanya. Namun aku merasa aku tak mampu mendengar apapun, melihat apapun, merasakan apapun.

Aku merasa tersesat. Aku merasa tak ingin ditemukan. Aku merasa ingin terus tersesat. Aku merasa hanya ingin ditemukan oleh tangan yang bukan bayangan.

Wednesday, October 10, 2012

Break-up of the Century

Well. Yeah. Nothing new. Just the break-up of the century and every tear drop is a waterfall and I'm tired of waking up in tears. So I turned on Coldplay's Every Tear Drop is a Waterfall and Owl City's Silhouette over and over and over again.

And life goes on. Like nothing happens. Like nothing really matters.

Thursday, September 27, 2012

Mengucap Syukur dalam Segala Hal



Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (I Tesalonika 5:18).

Okay, people. Ini akan jadi salah satu tulisan waras gue.

Awalnya adalah ketika semalam, gue udah siap meledak (lagi) karena beberapa hal yang menurut gue memang pantas bikin gue meledak:
1. bos mengamuk membabi buta, memberondong tikus-tikus tanpa ampun dan bikin gue bener-bener pengen jejeritan karena susah payah, lelah letih, kerja keras berbulan-bulan seperti menguap dalam beberapa menit tanya jawab yang tak berimbang
2. seseorang yang cukup dekat dengan gue, seseorang yang berusaha gue mengerti keculasan dan ketidakmampuannya mengasihi orang lain, lagi-lagi berusaha memanfaatkan kebaikan hati gue (iya, gue memang baik hati menjelang tolol), untuk yang kesekian juta kalinya dalam lima bulan terakhir
3. lambung dan tenggorokan gue begajulan cuma karena gue cicipin sambelnya bebek suryo sedikit doang... dohhhhh itu makanan lembur gue semalem, lambung sayang..... have mercy on me napa sehhhh
4. tukang cuci di kos-an gue mulai bertingkah lagi dengan pilih-pilih pakaian mana yang dia mau cuci dan mana yang ngga (apaan sih? ngga bisa pilih hari lain kalo mau bertingkah? my day was bad enough, ladeeeeee).
5. dan seterusnya, dan seterusnya (banyak banget deh ah, telpon gue kalo emang pengen tau semuanya).

Jadi begitulah. Gue memulai tulisan ini tidak dengan kewarasan. Hufff.

Dan semalam, kerja lembur dalam keadaan emosi tinggi ternyata sangat tidak membantu, saudara-saudara. Gue minggir ke jendela di samping toilet dan mulai mengomel panjang lebar dalam hati ketika tiba-tiba satu Firman itu diingatkan sama gue: mengucap syukurlah dalam segala hal. Dan gue pun, so typically me, mulai jejeritan lagi. Gimanaaaaaaa coba caranya mengucap syukur? Tau ngga sih rasanya duduk di ruangan judge Bao gitu sambil diberondong senapan mesin? Tau ngga sih rasanya nanyain kabar seeorang yang elo peduliin cuma buat dibales dengan permintaan isi pulsa--yang nantinya cuma bakal dipake buat ngegombalin orang-orang? Tau ngga sih rasanya kalau segala sesuatu dalam hidup elo tiba-tiba ngga beres?

Hampir aja gue jedotin kepala gue ke jendela. Untung aja rambut gue lagi keren semalem, jadi gue merasa sayang merusak satu-satunya kekerenan yang tersisa dari gue hari itu. Jadi baliklah gue ke meja gue, pasang earphone gue, pas yang lagi jejeritan adalah Jason Gray. Pas dia lagi bilang: thank you, thank you, Jesus we are grateful; thank you, thank you, Jesus we are yours. Hufffff... you are still not giving up on me, are you, Father?

Jadi gue tutup mata gue dan gue pandang salib Kristus. Gue tutup kuping gue, dan gue dengarkan suara Roh Kudus. Gue memandang darah yang tercurah di salib dan bersyukur buat keselamatan yang dianugrahkan karena Kristus udah mati buat gue. Gue memandang wajah Kristus dan bersyukur karena begitu besar kasih Allah sama gue. Gue memandang kemuliaan Allah dan bersyukur karena Allah tidak menilai gue dari dosa gue yang ngga kehitung itu tapi dari kesempurnaan Kristus yang hidup di dalam gue. Gue memandang Allah dan bersyukur karena Dia telah menyediakan hari depan yang penuh harapan buat gue. Gue memandang Allah dan bersyukur, in spite of everything. So that what it means: mengucap syukurlah dalam segala hal.

Yeah. Gue tetap upset to the max dengan semua orang-orang yang ngga punya hati itu. Tapi gue belajar memandang Kristus dan mengerti betapa gue pun jauh dari sempurna, just a sinner saved by grace.

Dan menyanyilah gue pagi ini: Thank you, thank you, Jesus I am grateful. Thank you, oh thank you, Jesus I am yours.

Have a blessed day, people. Jesus loves you too.

Thursday, September 20, 2012

Tentang Cinta

Malam itu saya dan atasan saya, seorang perempuan muda yang hanya dua tahun lebih tua dari saya, bersama berjibaku di ruangan pojok, berusaha menyelesaikan salah satu tuntutan tak tertahankan dari atasan kami. Sambil bekerja, kami ngobrol ke kanan ke kiri, ke barat ke timur, sampai akhirnya kami bicara tentang cinta dan pengkhianatan, tentang ketabahan dan pengampunan, dan tentang air mata orang tua. Perbincangan kami lanjutkan di mobilnya, karena tujuan saya selanjutnya, makan malam dan 'brainstorming' dengan seorang teman lain ternyata berada sangat dekat dengan tempat tinggalnya.

Dari begitu banyak topik perbincangan kami, satu kalimat menempel erat di kepala saya: "Sampai sekarang, tidak sekali pun aku menyesal menikah dengan suamiku!" Entahlah, rasanya di masa sekarang, ketika mengganti pasangan sepertinya lebih mudah daripada mengganti pakaian, ketika pengkhianatan sepertinya telah menjadi hal yang terlalu wajar, ketika komitmen sepertinya hanya omongan sambil lalu di kedai kopi, masih bisa bicara seperti itu di usia pernikahannya yang sudah 7 tahun seperti memberi angin segar buat saya.

Masih di malam itu juga, duduk berhadapan dengan saya seorang perempuan lain, dan kami bicara tentang visi yang nyaris terlupakan. Mungkin lebih tepat kalau saya bilang bahwa kami bicara tentang visi saya yang nyaris saya lupakan karena dia dan suaminya punya visi yang sepertinya sama dan mereka berjalan bersama menuju visi itu. Cintakah yang menyatukan mereka berjalan menuju visi yang sama? Ataukah visi yang sama yang menyegarkan cinta mereka? Atau, ini konsep dasar yang terlalu sering saya dengar, kasih karunia Allah yang menyatukan mereka, cinta mereka, dan visi mereka?

***
Siang itu saya berhadapan dengan seorang lelaki senior saya di kantor, yang terbaring lemah namun masih dengan senyum manisnya yang menyegarkan. Istrinya berdiri di sampingnya dengan tatapan pilu, tampak air menggenang di pelupuk matanya, siap mengalir seandainya tangan sang suami tidak erat menggenggam tangannya. Sang istri bercerita panjang lebar tentang hasil diagnosa, tentang hasil pemeriksaan lab, tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Dia memandang sendu pada suaminya dan menyatakan bahwa, "menikah dengannya membuat saya belajar menyelami jiwa orang lain." 

Dia menceritakan betapa akan suramnya hari-hari mendatang tapi bahwa, "Kami percaya doa bisa mengubah segalanya." Dia bilang 'kami', bukan 'saya', bukan 'suami saya'.

***
Suatu malam, bertahun-tahun lalu, di hadapan tubuh kaku ayah saya, saya mengucapkan janji untuk mencintai Tuhan yang ayah saya cintai sepenuh hati, untuk melayani Tuhan yang ayah saya layani segenap jiwa, untuk tidak mengkhianati kepercayaan ayah saya bahwa saya akan selalu membuat pilihan yang berkenan kepada Allah. Janji-janji itu, tentu saja, saya ingkari berkali-kali. Janji-janji yang terlalu manis untuk saya ucapkan, semanis janji para pria yang bersedia mengucapkan apapun demi mendapatkan apa yang diinginkannya.

Berulang kali pula saya diingatkan pada janji saya belasan tahun lalu, ketika saya memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus, ketika saya memutuskan untuk menyerahkan hidup saya pada Kristus. Berapa juta kali saya "ambil" kembali hidup saya dan saya jalani sesuka jidat dan dengkul saya? Berapa juta kali saya "menyesal" menjadi pengikut-Nya ketika pilihan-pilihan yang boleh saya ambil amat sangat tidak menyengangkan? Pasti lebih sering dari pengkhianatan manusia mana pun pada pasangan hidupnya.

***
Saya pertama kali membaca buku "What's So Amazing about Grace" kira-kira 10 tahun yang lalu. Dan kemudian sudah mengulang membacanya beberapa kali. Ulasan pendeknya juga pernah saya tulis di salah satu blog saya (kalau nggak bisa dibuka, klik di tab "BUKA BUKU", ini salah satu cacat yang ada di list to do saya sejak bertahun-tahun lalu tapi belum juga diperbaiki). Tema sentralnya adalah tentang apalagi kalau bukan kasih karunia (grace), kasih yang memberi segalanya tanpa mengharap balasan.

Saya agak "lupa" pada konsep 'kasih yang memberi segalanya tanpa mengharap balasan' ini sampai pada suatu saat, berminggu-minggu yang lalu, saya "tiba-tiba" dihadapkan pada tembok besar gagah perkasa yang tidak memberi saya pilihan selain kembali ke dalam genggaman kasih karunia setelah berbulan-bulan hidup begajulan seperti orang yang tidak pernah mengalami kemurahan Tuhan. Saya agak "lupa" pada konsep ini sampai pada suatu minggu saya kembali ke rumah Tuhan dan berkata, "Bapa, aku pulang," persis seperti anak durhaka pada perumpamaan Anak yang Hilang. Dan seperti pada perumpamaan itu, saya percaya ada pesta besar di surga menyambut kepulangan saya.

Siapa yang paling mengerti betapa panjang dan lebarnya, betapa tinggi dan dalamnya kasih karunia selain orang yang pernah menyampakkannya dan mengerti bahwa hidup adalah mustahil tanpanya? A sinner saved by grace, itu saya dulu, itu saya sekarang, dan saya berdoa Tuhan menolong saya agar itulah saya sampai selamanya.

Hidup terlalu mudah untuk saya, begitu kata seseorang pada saya, begitu mudahnya sampai saya tidak mengerti apa artinya ditinggalkan oleh semua orang. Tapi sekarang, sekarang saya sudah kehilangan kenaifan itu. Saya mengerti apa artinya meninggalkan kasih Tuhan dan saya tidak mau lagi merasakan kesendirian itu.

"Jesus loves me, this I know, for the Bible tells me so" begitu kata salah satu lagu sekolah minggu saya dulu. Sekarang, saya bisa menambahkan, Jesus loves me, this I know, for I have seen and experienced it.

Sunday, July 08, 2012

On Universities

At the moment, I still believe that it is very unlikely for me to go for another kind of formal education (especially after THAT fateful one in our precious Warwick). However, as a back up plan, I know that pursuing another degree in a country that may grant permanent residency after, is the most feasible one. I mean, as a back up plan after the turning of events that just bestowed upon me lately.

So here it goes.
1. University of Waterloo -- Master of Quantitatve Finance, http://sas.uwaterloo.ca/finance/
Let's see if I still have the guts to do this one after a two-years period. I like the low tuition fee and the possibility to set it off with an internship. I like the Canadian landscape and my (current) boyfriend gave it a big yes when I told him of this 'back-up plan'

2. Universiteit Leiden -- Leiden University Excellence Scholarship Programme (LExS),  http://prospectivestudents.leiden.edu/scholarships/scholarship/lexs.html -- MSc in Mathematics (Mathematics and Science-based Science), http://en.mastersinleiden.nl/programmes/mathematics-and-science-based-business/en/programme/
My father has always hesitated on any plans related with the Netherlands. But to be honest, it is one of the most obvious option. Being one of its former colony, permanent residency would be so easy to get. And after all, I can still do Math.

3. European universities with free tuition fee, http://www.scholars4dev.com/4031/list-of-european-countries-with-tuition-freelow-tuition-universities-colleges/
Given I manage to live modestly and save enough for my living fees (and given my (current) boyfriend manage to put HIS shopping spree under control and his budgeting plan works), this option won't be so bad. Even if living in Europe has never been a temptation for me.

4. Foreign government scholarships, http://www.scholars4dev.com/1892/government-scholarships-for-developing-countries/
Another obvious option even if a hard one. Will take too much of an effort so this will be the last option for me.

Well, seems like I have to find more options on Canadian universities. I will, after I finish these projects of mine.
Project #1, my website
Project #2. our round the world trip planning
Project #3, our new zealand traveling test itinerary

Hah. Carpe diem.

Monday, May 14, 2012

my music adventure

it was youtube at the beginning. then i encounter the fabulous spotify while i was in the UK. moving from free account to unlimited account and keep paying for that account for months and months, even after i came back to Indonesia, simply because my account still worked out fine. one day, one bad day, spotify somehow noticed that I was no longer in the UK, and that my current position should not be able to play spotify. from that day on, I can't even log into my spotify account.

and the search began.

i ran to last.fm first. it worked out fine until I found out that outside the UK and US, last.fm limits the number of tracks that free account can play. I kept changing account until I was fed up. Then I stumble upon ilike.com. It was way too nice that my office block any access to it, office hours or not. So I start using musicovery.com, which is just okay but enough to accompany me on my adventures with those export proceeds data and those legal documents reading.

it was okay until yesterday. musicovery.com can still be accessed, but it was only a blank white page. wth is happening only heaven and those IT guys know. so I started another quest and came face to face with grooveshark.com. nice until now. haha.

listening to jason's gray who I am to you over and over again.

but then I decide to buy the whole album from centricity. butttt will need to wait until after office hour to download. blah. paid already but cant play the music. okay jason, lets wait then.

Wednesday, April 18, 2012

Es Kopi Susu

Aku melenggang ke pantry dengan one-cup coffee maker-ku, mampir ke kulkas dan mengambil bungkusan java excelso, meletakkan coffee maker di meja pantry, plug-in kabelnya, isi air dan bubuk kopi ke dalamnya, dan membiarkan sang coffee maker menjalankan tugasnya. Lalu aku cari mug biru milikku di lemari, mencari-cari sendok tapi hanya menemukan sebuah garpu. Akhirnya, dengan garpu dan mug itu aku ke meja Bu Sri, mengais-ngais gula dan wadah gulanya. Kembali lagi ke pantry, menuang kopi yang sudah brewed sempurna ke dalam mug, mengocok kopiku, lalu kembali ke kulkas dan menuang susu ultra putih, sedikit saja. Lalu beberapa potong es batu. Dan beberapa potong lagi. Dan beberapa potong lagi. Aku kembali ke mejaku, duduk dengan sikap sempurnaku yang tidak sempurna, dan menghirup es kopi susuku. Terlalu manis. Terlalu manis. Benar-benar terlalu manis.

Andai saja rasa hidupku sama seperti es kopi susuku pagi ini.

Thursday, April 12, 2012

There's Always Gonna be Another Mountain

The Climb - Miley Cyrus


There's always going to be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always going to be an uphill battle,
Sometimes I'm gonna have to lose,
Ain't about how fast I get there,

Ain't about what's waiting on the other side
It's the climb


The struggles I'm facing, the chances I'm taking
Sometimes might knock me down but
No I'm not breaking
I may not know it but these are the moments that
I'm going to remember most 

Just got to keep going and I, I got to be strong
Just keep pushing on



You know what, my Warwick period is (almost) officially over. I'm glad I didn't quit. I'm glad I did shed those tears. I'm glad I fought my fight. I'm grateful for so many wonderful people who stood by me during the climb, prayed for me, prayed with me, listened to me, offered me a hand, kept on encouraging me, believed in me even when I didn't. I'm going to remember it all: the struggles I faced, the chances I took, they did knock me down but God helped me not to break.

There's always gonna be another mountain, for me, for people around me. I pray I can be as wonderful to others as so many people have been to me. Amen.

Sunday, February 12, 2012

Make Over

gotta make some serious make overs. well, over everything worth mentioning in my life, which is quite a lot. or not. well, will need to figure it out as well. so the point is, gonna move to another blog for awhile. i dont really mean move in the sense of really moving. just gonna stop writing here and throwing up things, these things, in another blog. temporarily, of course.

so you, loyal readers, would you excuse me for some more time? its been some time since i wrote anything worth reading anyway. in the mean time, join me in believing that everything happens for a reason.

Tuesday, February 07, 2012

Arti Hidupku

Tiap hari lepas tiap hari dengan rasa berat hati
Hidup yang penuh arti ini mengapa jadi begini
Marilah tegak berdiri menghadapi hidup yang berarti
Kuasa dan tujuan hidup ini dalam iman dan kasih
Hidup bukan karena hari, hidup hanya karena arti
Bebas dari segala dosa, itulah arti hidupku.

In a dire need to read again The Purpose Driven Life. Or the Bible. Or to have again that quite time I used to have years ago, when life was just as simple as black and white.

Thursday, February 02, 2012

Moments

This is one of those awkward moments. Those moments when you know that that guy is about to ask you for a date. Sooner or later. You know he will. And you know that as attractive as he is, as much fun you had with him, as much as you enjoy spending hours with him, you still don't want to date him. Even if he treats you better, much much better than the other guy, you still want that other guy. Even if, as sure as hell, he will know how to take care of you much much better than the other guy, you still want the other guy. You still miss him, you still cling on that thin line of hope that someday, someday, he will want you too.

This is one of those awkward moments. Those moments when you are prepared to say no to anyone except the one you always think about, your ideal. Those moments when you know for sure that you ideal is an ideal, someone you will never be equal to, someone whose standards you will never be up to.

Then you remember an advice you gave to someone in the past: to give it a chance. A bit less than an ideal might be enough. A lot more than an ideal might suit you better. Who knows, it might turn out to be great. Who knows if you don't want to give it a try?

Monday, January 02, 2012

THE plan

Okay, this is the plan. I'm getting TOO slow on this writing and deadline is APPROACHING like a twister.

1. no facebook until I submit
2. no chatting until I send out my first draft
3. no internet until I finished writing out my results
4. working without procrastinating for ONE HOUR period every time
5. in between my one hour period, 10 minutes of break, except for lunches and dinners
6. pray. never forget to pray.

ganbatte!

LaTable

Just a little self note on how to convert an excel table into Latex so damn easily. Found it on the net, with an example and snapshots at http://zigzag00.blogspot.com/2010/08/latable-easy-way-to-write-tables-in.html

Basically, just copy the table from excel, paste it into LaTable and copy the Latex code from LaTable then paste it into your Latex editor. Voila! Headache cured! Just need to add a table environment if you want it floating, add the caption and done! Fuuuuuuu. Love it!!!

LaTable can be downloaded from http://www.ctan.org/tex-archive/help/Catalogue/entries/latable.html

Sunday, January 01, 2012

2012

New Year's day! I make it to 2012: alive, relatively healthy, loved, and in spite of everything still wanted by people who matter the most to me. In short, I will say I still have enough reasons to live. Once again, I have to admit that I made it to this day by clinging like crazy to my Jesus. Unrealistic as it sounds to some people, Jesus has been my only hope to go through everything last year, the hardest year in my life so far:

1. school, at this moment don't even want to remember all suffering I have had to endure for the past 15 months
2. that guy, okay: another blog IS the place for this subject as I hesitate on putting too  many side subjects in this blog
3. depression, another blog is dedicated for this matter; for some reasons I will keep it anonymous
4. friends, making friends, keeping them, tolerating their harsh treatment, and at the end finally can recognize the jewels among them
5. new life, abroad and back home, both are not easy, both require so much energy and determination, just exactly the things I lack of at the moment
6. family matters, who says having a family that loves you so and care about you so will free you from troubles WITH them?
7. addiction to some silly stuff like procrastinating.

At the end, I can see that everything is indeed in God's plan. The proverb said that God has made everything beautiful in its time. As I say it, I heart captured four keywords:
1. God. It is God and God alone who owns the power
2. everything; not some things, not some exceptional things, not just heavenly things, but everything
3. beautiful; what is better than beautiful?
4. it's time; there's a particular time, might take a second, a day, a week, a year, a lifetime, or even an eternity.

Little by little, I can see things explained. Those whys I have cried out loud in the silence of the nights in that bedroom on campus, those whys I have been sobbed of in the secrecy of those dimmed toilets around campus, those whys I have silently carried in my chest as I fought my way through my days, some of those whys have been answered. Long list made short, the answers can be contained in this word: God has set everything out for my own good. Just my stupidity that is even greater than the universe so that it took so long for me to understand it.

So new year, bring it on. I think I have been through the lowest of it all. But if I haven't, if I still have to go through worse parts, I think I have learned how to stand strong: by getting on my knees.

Happy new year! God is good all the time!