Thursday, September 27, 2012

Mengucap Syukur dalam Segala Hal



Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (I Tesalonika 5:18).

Okay, people. Ini akan jadi salah satu tulisan waras gue.

Awalnya adalah ketika semalam, gue udah siap meledak (lagi) karena beberapa hal yang menurut gue memang pantas bikin gue meledak:
1. bos mengamuk membabi buta, memberondong tikus-tikus tanpa ampun dan bikin gue bener-bener pengen jejeritan karena susah payah, lelah letih, kerja keras berbulan-bulan seperti menguap dalam beberapa menit tanya jawab yang tak berimbang
2. seseorang yang cukup dekat dengan gue, seseorang yang berusaha gue mengerti keculasan dan ketidakmampuannya mengasihi orang lain, lagi-lagi berusaha memanfaatkan kebaikan hati gue (iya, gue memang baik hati menjelang tolol), untuk yang kesekian juta kalinya dalam lima bulan terakhir
3. lambung dan tenggorokan gue begajulan cuma karena gue cicipin sambelnya bebek suryo sedikit doang... dohhhhh itu makanan lembur gue semalem, lambung sayang..... have mercy on me napa sehhhh
4. tukang cuci di kos-an gue mulai bertingkah lagi dengan pilih-pilih pakaian mana yang dia mau cuci dan mana yang ngga (apaan sih? ngga bisa pilih hari lain kalo mau bertingkah? my day was bad enough, ladeeeeee).
5. dan seterusnya, dan seterusnya (banyak banget deh ah, telpon gue kalo emang pengen tau semuanya).

Jadi begitulah. Gue memulai tulisan ini tidak dengan kewarasan. Hufff.

Dan semalam, kerja lembur dalam keadaan emosi tinggi ternyata sangat tidak membantu, saudara-saudara. Gue minggir ke jendela di samping toilet dan mulai mengomel panjang lebar dalam hati ketika tiba-tiba satu Firman itu diingatkan sama gue: mengucap syukurlah dalam segala hal. Dan gue pun, so typically me, mulai jejeritan lagi. Gimanaaaaaaa coba caranya mengucap syukur? Tau ngga sih rasanya duduk di ruangan judge Bao gitu sambil diberondong senapan mesin? Tau ngga sih rasanya nanyain kabar seeorang yang elo peduliin cuma buat dibales dengan permintaan isi pulsa--yang nantinya cuma bakal dipake buat ngegombalin orang-orang? Tau ngga sih rasanya kalau segala sesuatu dalam hidup elo tiba-tiba ngga beres?

Hampir aja gue jedotin kepala gue ke jendela. Untung aja rambut gue lagi keren semalem, jadi gue merasa sayang merusak satu-satunya kekerenan yang tersisa dari gue hari itu. Jadi baliklah gue ke meja gue, pasang earphone gue, pas yang lagi jejeritan adalah Jason Gray. Pas dia lagi bilang: thank you, thank you, Jesus we are grateful; thank you, thank you, Jesus we are yours. Hufffff... you are still not giving up on me, are you, Father?

Jadi gue tutup mata gue dan gue pandang salib Kristus. Gue tutup kuping gue, dan gue dengarkan suara Roh Kudus. Gue memandang darah yang tercurah di salib dan bersyukur buat keselamatan yang dianugrahkan karena Kristus udah mati buat gue. Gue memandang wajah Kristus dan bersyukur karena begitu besar kasih Allah sama gue. Gue memandang kemuliaan Allah dan bersyukur karena Allah tidak menilai gue dari dosa gue yang ngga kehitung itu tapi dari kesempurnaan Kristus yang hidup di dalam gue. Gue memandang Allah dan bersyukur karena Dia telah menyediakan hari depan yang penuh harapan buat gue. Gue memandang Allah dan bersyukur, in spite of everything. So that what it means: mengucap syukurlah dalam segala hal.

Yeah. Gue tetap upset to the max dengan semua orang-orang yang ngga punya hati itu. Tapi gue belajar memandang Kristus dan mengerti betapa gue pun jauh dari sempurna, just a sinner saved by grace.

Dan menyanyilah gue pagi ini: Thank you, thank you, Jesus I am grateful. Thank you, oh thank you, Jesus I am yours.

Have a blessed day, people. Jesus loves you too.

No comments: