Wednesday, April 30, 2008

Tiga Puluh Tahun Lagi

Seperti apa ya, gue tiga puluh tahun lagi? Pertanyaan aneh, mengusik kepala gue yang terangguk-angguk karena kantuk di sela acara penghargaan masa bakti pegawai di kantor gue. Ada yang sudah kerja 15, 20, 25, dan yang paling lama 30 tahun. Ck ck ck ck... sampe ngga yah, gue, tiga puluh tahun "mengabdi" di tempat yang sama? Hmmm... di kantor yang lama, 3 tahun 10 bulan, dan gue sudah resah gelisah bahkan sebelum tahun pertama berakhir...

Hyaaa gue jadi bertanya-tanya aja, 30 tahun setelah hari ini, bakalan kaya gimana hidup gue. Punya suami kaya gimana? (itu kalau punya suami dan kalau masih punya suami di umur segitu). Punya anak ngga ya gue? Berapa orang? Udah pada jadi apa? Masih hidup semua ngga tuh anak-anak gue? Atau mungkin gue udah punya cucu ya? Huaaaaa gue jadi nenek! Bokap-nyokap gue gimana? Masih ada sama gue ngga di bumi yang fana ini dan ngliat cucu-cucu gue (kalo gue punya) beranjak dewasa?

Tiga puluh tahun lagi, mimpi-mimpi gue yang mana ya yang sudah kesampean? Jadi ngga gue sekolah ke Haas? Kalau jadi, berhasil ngga gue lulus dari sana? Apa gue enjoy di sana? Trus, gue bakal udah pindah kerja berapa kali yah? Atau barangkali gue udah jadi financial engineer ngetop? Atau mungkin gue pensiun dini dan buka toko buku yang ada bel di pintunya dan bunyi krincing-krincing tiap kali ada orang datang? Atau.... mungkin gue ngga pernah berangkat ke Haas dan malah bikin kedai kopi yang paling ngetop di Indonesia, tempat nongkrong orang-orang pinter yang ngomongin kenapa orang Indonesia hebat-hebat? Atau barangkali gue sukses dengan sekolah gratis gue, dengan fasilitas seyahud sekolah internasional, tapi gratis manis dan dibuka buat anak-anak miskin di negri gue? Atau... oh, gue gegap gempita dengan novel-novel gue yang jadi best seller?

Atau mungkinkah 30 tahun lagi gue ngga jadi apa-apa, ngga sampe ke mimpi gue yang mana pun, dan cuma jadi gue yang biasa-biasa aja seperti gue sekarang ini?

Gue harap, sepenuh hati, jadi apapun gue 30 tahun lagi, gue ngga menyesali hidup gue dan pilihan-pilihan gue. Gue harap, entah gue jadi orang yang gue selalu impikan atau sama sekali ngga mencapai hal-hal besar yang gue mau, gue bisa tetap puas dengan hidup gue dan menikmati puluhan tahun yang gue hidupi. Gue harap, kalau 30 tahun dari hari ini gue melihat perjalanan gue yang telah berlalu, gue bakal bisa bilang: hidup gue lengkap, perjalanan gue sempurna, dan gue sudah melalui pertandingan yang hebat. Dan gue juga harap, pada akhirnya gue bisa bilang yang Rasul Paulus pernah bilang: karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Amin.

PS: lagi eling nih gue...

Tuesday, April 29, 2008

Menunggu Mati

Kadang-kadang, segala sesuatu seperti hanya menunggu mati. Banyak fase dilalui, banyak jalan ditapaki, satu tujuan dikejar sepenuh jiwa, tapi kadang-kadang, hanya kadang-kadang, sepertinya itu hanya untuk menunggu mati.

Anjing-anjing menunggu mati.  Mereka  lahir dalam payah,  berlelah-lelah para induk menjaga hidup si muda, dan sepanjang hayat pula makhluk-makhluk itu menjaga hidup tetap dalam tubuh mereka. Tapi akhirnya mereka akan terbaring, menunggu mati. Atau termangu, memasrahkan tubuh disantap makhluk lainnya. Hanya menunggu mati.

Aku juga menunggu mati. Sama payahnya hidupku dengan hidup anjing-anjing yang menunggu mati. Sama berjuangnya menjaga warna hidup tetap indah, sama payahnya menjaga hati tetap penuh senyum. Tapi akhirnya, hanya menunggu mati.

--on search of the real meaning of life, of my half-hearted devotion to my Beloved Father--

Wednesday, April 09, 2008

Idola Cilik

Nah, itu dia nama acara TV (satu-satunya loh) yang selalu gue tonton belakangan ini. Gue bukan penggemar TV, nyaris ngga ngikutin acara-acara TV, dan ngga peduli juga ama acara-acaranya (walopun sore ini gue heboh sendiri nyari channel yang nyiarin gosip kristina dan suaminya yang bikin gw menggeram itu).

Pokonya, gw suka idola cilik. gw suka dan gw sukaaaaa.

Jagoan gw ada dua: kiki dan septian.

kiki: suaranya kereeeeeeeeeeeeeeeeeen. bikin gw merinding, berkaca-kaca, sampe termangu-mangu. there is a miracle: kiki IS A MIRACLE!!! prikitiw... saking keren dan kerennya tuh si kiki nyanyi, gw sampe yakin banget klo ada cowok nyanyi di bawah balkon rumah gw (balkon bow, walopun cuma sepetak teras di belakang kamar petak gw, kekekekek), dan nyanyi the way kiki nyanyi... wuiiiiiiiiiiiih gw langsung bilang I DO, I DO!!! wakakakak.

septian: paketnya kumplit. gaya oke, suara mantabs, tampang juga menjual. secara, gw kan ngefans ama suaranya glenn fredly dan si septian ini dijulukin glenn fredly wanna be... kekekekek... walopun alasan laen gw jagoin septian semata-mata karena alasan primitif: primordialisme. batak bow, batak... semua batak oke pasti gw dukung sepenuh hatiiiiiii. Padahal yah, gw dulu-dulu suka bete abis klo temen2 gw membanggakan kebatakannya. Apa coba hebatnya terlahir sebagai bagian dari suku batak? Yang hebat itu, kalo dengan sifat dasar dan kekuatan turunan orang batak, trus bisa jadi orang yang sukses! Punya kekerasan hati khas orang batak, trus jadi tahan banting ngadepin apapun, boleh deh banggain kebatakan. Punya prinsip yang bilang anak adalah harta termahal, trus berjuang sampe mati buat anak, paaaaaas banget buat berbangga hati. Tapi kalo bangga jadi batak cuma karena jadi batak? Omong kosong, boss!! Nah, gw jadi curhat gini.

Pokonya, hidup idola cilik! viva kiki! sukses septian! bravo juga dave hendrik (kekekek... bonus nih, gw ngefans jg sama dave hendrik klo dia ga lagi pake baju ya berenda-renda, dan kalo dia ga lagi ngjepit rambutnya, dan kalo dia ga lagi pake bros segede gaban).