Thursday, August 13, 2009

Bosan, Bosan, Bosan...

Bosan kerja... biasalah, penyakit menahun yang sepertinya harus diterima sebagai inherent riks. Penyakit ini tak terelakkan di pekerjaan apapun, di tempat kerja manapun, bekerja dengan siapapun.

Bosan belajar... biasalah, awalnya menarik tapi lama-lama jadi rutinitas dan kewajiban tak menenangkan. Tidur larut demi harga diri yang dipertaruhkan dalam beberapa puluh menit ujian juga sama membosankannya dengan proses mendengarkan di dalam kelas sambil berusaha tak mengumpat karena bosan tak tertahankan.

Bosan membaca... biasalah, toh hobi ini sudah dikerjakan sejak dua puluh lima tahun lalu. Tanpa henti, tanpa lelah, semua bahan bacaan yang ada sudah habis dilalap dan akhirnya tak ada lagi yang cukup menarik dan cukup menantang yang membuat kedua mata ini bisa lengket ket ket pada halaman-halaman buku.

Bosan jalan-jalan... biasalah, jalan-jalan butuh duit dan butuh cuti, yang dua-duanya sangat sangat terbatas. Jadi sepertinya rekor gila-gilaan tahun lalu dan setengah tahun ini akan berhenti di situ saja.

Bosan makan... biasalah, seumur hidup minimal tiga kali sehari makan. Aktivitas ini benar-benar membosankan dan semoga saja kelak ada teknologi yang bikin orang bisa kenyang tanpa perlu makan.

Bosan bermimpi... biasalah, terlalu banyak mimpi malah bisa terus-terusan bikin patah hati. Mau juga hidup seperti orang-orang, mengalir tanpa mimpi, tanpa cita-cita, tanpa bintang yang ingin dicapai tapi agak khawatir lama-lama bisa gantung diri di pohon toge karena kebosanan yang lebih tak tertahankan lagi.

Bosan menulis... biasalah, menulis kan perlu pake berpikir dan berpikir sama sekali bukan alternatif yang menarik dari semua aktivitas yang sama membosankannya.

Bosan, bosan, bosan.... Huh.