Showing posts with label survival kit. Show all posts
Showing posts with label survival kit. Show all posts

Tuesday, August 05, 2025

Kembali

Dua hari lagi aku akan kembali menjadi budak korporat, setelah hampir lima tahun menjadi budak akademis. Aku tak tahu apa yang kurasa, apa yang kuharapkan, apa yang kubayangkan. Masih banyak yang ingin kulakukan: hal-hal yang sebelumnya telah kurencanakan untuk kulakukan dalam lima tahun terakhir yang tak mungkin kulakukan sebagai budak korporat.

Dua hari lagi aku akan kembali menjadi budak korporat. Mungkin aku tahu pasti apa yang aku rasa, apa yang kuharap, apa yang kuingin, tapi aku terlalu takut kecewa. Mungkin aku membiarkan diriku melayang dalam kekosongan untuk menjaga hatiku hancur berkeping karena terluka. Mungkin aku tak pernah ingin kembali. 

Dua hari lagi aku akan kembali menjadi budak korporat. Yang dapat kulakukan sekarang hanya menarik napas dalam, sedalam-dalamnya, menutup mataku, dan memanjatkan doa tanpa kata-kata. Karena Tuhan mengerti segala bahasa, bahkan bahasa air mata.

Tuesday, November 30, 2010

This Imbecile Bitch

I really feel like an imbecile bitch for not knowing that Chi Square Distribution has something to do with Normal Distribution. To make it perfect, this imbecile bitch just don't know what exactly the definition of a Mean Square Error is. I have been a moron for a couple of weeks, kept mixing up things and couldn't concentrate with or without passion. I might very well turn out to be an idiot bitch for the rest of this two weeks, dying to enjoy everything I used to love with all my soul.

I am forever grateful that you love me just the same, this imbecile bitch. Full mark or ground zero on those tests, I know you love me just the same. So I won't let you down. As you give me the strength, the wisdom, the willingness, I will work it out with you. And let the glory be all yours.

Sunday, November 21, 2010

THANKS (with c.a.p.i.t.a.l letters!)

Dear Lord God,
Thank you for giving me what I need, instead of what I want
Thank you for all difficulties you let me went through, they make me look up to you more
Thank you for this helplessness, it reminds me of the unlimited help that heaven provides for me
Thank you for this loneliness, that I learn to appreciate those who care for me more

Let me be kind, just like they have been so kind to me
Let me be helpful, just like they have been a great help to me
Let me be someone to count on when they are lonely, just like they have always been there for me
Let me try to understand them, just like they (seems) try to understand me
Let me learn to be a good listener, just like they have listened to all my unstoppable rambling

Thank you, Lord, for loving me so much that I may know them in this (unseemly) life.
 
And thank you, Joe and Gio. This one is definitely for both of you. Be blessed!

Monday, November 15, 2010

Bisa!

bisa!
pasti bisa!
harus bisa!

tutup mata sejenak,
tarik napas dalam-dalam,
dan bilang: bisa, pasti bisa, ngga mungkin ngga bisa...

inget yang Bapak selalu bilang:
kalau Tuhan sudah pimpin sejauh ini
maka Tuhan pasti pimpin sampai selesai
dan kesudahannya pasti sesuatu yang indah dan baik

bisa!
pasti bisa!
bersama Dia pasti bisa!

Friday, June 13, 2008

I Don't Kiss Friends..

But I do kiss boyfriends.

Pusing gue sama pertanyaan-pertanyaan ngga jelas yang bikin otak gue tambah ngga jelas. Yah, mungkin pertanyaan-pertanyaannya jelas, tapi kejelasannya bikin gue ngga jelas.

Tulalit deh gue.

Pusing

Pusing

Pusing

Gue mau makan aja yang banyak.

Monday, June 09, 2008

Pagi-pagi Ngantuk-ngantuk

Jalan-jalan memang menyenangkan. Tapi, kalau baru sampai di rumah jam setengah tiga pagi dan jam delapan pagi sudah sampai di kantor dan mendapati pesan di mailbox kalau jam sepuluh pagi itu juga harus rapat di luar kantor dengan materi yang baru dikirim sejam sebelumnya, rasanya seperti mau gantung diri di pohon toge. Terkantuk-kantuk mencari sarapan seadanya dan espresso double, barulah kepala bisa terangkat sedikit dan mata bisa agak melek.

Mak nyuuuus.... dan di mana Liqudity Management Policy yang mau dirapatkan itu? Ufff... short term memory loss. Dan, dan... mark to market, net open position, profit and loss.... My gosh... otak gue masih nyangkut di sungai cijulang. Semoga rapatnya ngga pake mikir banyak-banyak:(.

Thursday, May 08, 2008

Beginilah Urutannya

Beginilah urutannya gue memulai hari:

  1. alarm bunyi jam 5.30 tapi gue nggak bergerak menjauh dari kasur sebelum jam setengah tujuh
  2. mandi, sarapan, dandan (yah... ngga dandan-dandan banget, lha wong selesai dalam 10 menit, itu sudah termasuk mengobrak-abrik rambut gue yang udah tambah jabrik)
  3. setengah teler naik ke bajaj, turun dari bajaj trus jalan dengan kecepatan flash menuju gedung gue yang jaaaaaauuuuuuh banget (believe me, beneran jauh) dari gerbang tempat bajaj keren gue boleh lewat
  4. masih terengah-engah, ngecap finger print di mesin absen, trus rebutan lift
  5. sampe di meja, buka laci, keluarin laptop, nyalain, colok kabel data, trus menghempaskan pantat di kursi gue yang udah mulai empuk (kan umurnya tuh kursi udah satu setengah taooooon... umurnya sama loh dengan masa dinas gue di kantor, kekekek)
  6. sambil nunggu loading, keluarin isi tas: tempat pensil, buku kecil yang isinya reminder hal2 kecil yang harus gue lakukan (tapi sebenernya tuh buku cuma gue keluar masukin doang dari tas, ngga pernah gue baca), handphone
  7. nyalain outlook, sambil nunggu retrieve e-mail kemaren (pan kemarennya gue dines ke luar kantor), gue matiin suara handphone. Kalo ngga dimatiin, tiap hp gue bunyi, gue pasti lompat saking kencengnya ringtone hp gue nyanyiin: IT IS WEEEEEELLL, IT IS WEEEEELL
  8. baca imel kantor di outloook
  9. baca imel di account gmail gue
  10. baca imel di account yahoo gue yang satu
  11. buka milis jalansutra, baca arsip yang menarik
  12. baca imel di account yahoo gue yang satunya lagi
  13. buka milis indobackpacker, baca yang kira2 menarik
  14. buka milis tamasyaclub, baca update (biasanya sih ngga ada, ini milis paling ngga aktif yang gue ikutin)
  15. bingung: sekarang ngapain yah? Baca garp risk review... nanti juga bisa; baca arsip koran di cyberlib.... paling isinya itu2 lagi, lebih seru acara gospot di rcti pagi2... mmmm... mmm.... belajar? Masa belajar lagi... baca ketentuan? Addddduuuuh tar aja kalo udah butuh.... ngapain dong ngapain dong ngapain dong....
  16. man, I hate my job.

Tuesday, February 26, 2008

MOGOK

mogok, mogok, mogok.
gue lagi mogok.
mogok nulis.
mogok mikir.
mogok kerja.
kadang-kadang juga mogok tidur.

mogoknya lebih parah daripada kopaja 19 yang paling butut.
tambah hari tambah parah.
tambah hari tambah macam-macam mogoknya.

mogok belajar.
mogok baca.
mogok jaim.
mogok konsentrasi kalo lagi diajak ngomong.
mogok beramah tamah.
mogok lari.
mogok nongkrong.
mogok ngejer diskon.
mogok nonton teater.
mogok jalan-jalan.
mogok poto-poto.

kayanya nyaris mogok segala sesuatu.

eh, eh, ada dua hal yang belum mogok:
gue belum mogok makan.
gue belum mogok browsing.

oh ya, belum mogok maen sudoku juga.

Friday, January 18, 2008

Sebel tapi Sayang

Kaya gitu tuh gue sama temen-temen gue: sebel2 sayang, bete2 kangen, gedek2 butuh, murka2 care... Paradoks yang ngga ada habis2nya. Mungkin bawaan sifat dasar gue yang emang belum pernah 100% sayang tanpa ada unsur gedeknya, ato 100% benci tanpa ada unsur pedulinya. Kadang-kadang, kalo abis murka ama temen2 gue, gue suka sumpah serapah: ngga lagi2 deh gue temenan ama mereka, ngga lagi2 deh gue cerita apa2 ama mereka. But, at the end of the day, ketika api amarah gue sudah padam, gue bakal balik lagi temenan ama mereka. Kekekek...

Hari ini gue dapet kartu "STAR" dari temen2 gue. Mereka ini yg paling sering gue amukin sebelum ujian gue (selaen ade gue, tentunya) dan yg paling ngeh juga kayanya betapa blink blink nya gue setelah gue lulus. Don't know whatta say but a bunch of thanks for bearing my sometimes unbearable attitude and a big big hug (from this small small lady) for the friendship that has always been offered to me.

--and thanks for the bag... buat nepal... yippppiiiiiiii---
masih mellow, abis buka plastik merah dr febre, rite, n berte

Wednesday, January 16, 2008

degdegdegdeg

sial sial.... gue deg degan setengah idup nungguin hasil ujian gue. di web dibilang bakal dikirim by e-mail tanggal 16 januari. lah ini, udah tanggal 16 januari jam 5.49, masih belum ada tanda2. tidakkah mereka tau resah dan gelisahnya gueeeeeeeeeee???? ga konsen nyiapin materi buat trening, ga tenang mikirin kerjaan yg numpuk2 ga ada abisnya. duuuu padahal kan news alert versi 16 januari (dikirim oleh pihak yg sama dgn yg ngadain ujian) udah gue terima dari 20 menit lalu.

huhuhuuuuu. gue deg degan....

Wednesday, December 12, 2007

Episode Kesekian

Pernahkah merasa, kadang-kadang matahari terlalu terik bersinar ketika yang kau perlukan hanya sedikit keteduhan? Pernahkah meradang karena kadang-kadang langit dengan kejamnya selalu mendung sepanjang hari ketika yang kau inginkan hanya beberapa jenak kehangatan? Pernahkah menyesak dada ketika terik dan mendung adalah salah dan kau tak tahu lagi apakah perlu mempedulikan langit dan matahari dan hari-hari dengan langit dan mataharinya?

Rasanya seperti berjinjit di ujung bambu yang panjangnya puluhan meter yang dipancang di atas tanah, lalu harus menatap ke tanah tempat bambu itu dipancang, lalu harus memilih apakah harus melompat dengan sukarela atau tetap berjinjit. Rasanya seperti terbang melayang seringan kapas lalu tiba-tiba kehilangan semua sayap yang dipunya dan tak tahu apakah harus tetap melayang seperti kapas yang tak punya sayap sehingga tak bisa memilih kapan akan terbang, kapan akan hinggap, kapan akan berbelok, atau kapan akan menukik ataukah berhenti melayang selamanya dan melepaskan kenikmatan terbang bebas bagai penguasa jagad raya.

Rasanya seperti ingin melepaskan kepala dari leher dan berhenti berpikir dan berhenti bermimpi dan membiarkan kepala dengan mimpinya sendiri dan sisanya dengan maunya sendiri.

Friday, December 07, 2007

Can't think without...

  • A cup of good coffee
  • My earphone (the only way to concentrate amidst all voices around me)
  • A pack of good time arnott's
  • My gtalk on
  • A notebook opened beside me
  • Some pieces of peace in my heart…

Thursday, December 06, 2007

Gue dan Tulis Menulis

Dulu, belasan taun lalu, gue selalu nulis buat bikin hidup gue lebih hidup. Gue inget, ketika itu gue masih sekolah di daerah sentul. Sekolah berasrama, gue jauh dari rumah, jauh dari keluarga gue, dan jauh dari kenyamanan gue. Gue bener-bener gagap waktu itu. Gagap karena itulah pertama kalinya gue tinggal jauh dari rumah. Gagap karena itulah pertama kalinya gue tinggal satu kamar dengan sepuluh gadis lain. Gagap karena itulah pertama kalinya gue dikelilingi orang-orang dengan latar belakang budaya, sosial, bahkan ekonomi yang beda banget sama gue. Gagap karena tiba-tiba gue bukan siapa-siapa, just another girl (or perhaps better named another weird girl?).

Gue yang pada dasarnya ngga doyan ngomong, ngga doyan beramah tamah, ngga doyan berbasa basi, jadi tambah basi dengan segala kegagapan gue. Gue ngga excited sama temen-temen gue, ngga excited sama pelajarannya (yang menurut gue waktu itu ngga ada keren-kerennya sama sekali), ngga excited sama ekskulnya (musik, olahraga, newspaper, teater: gue benci semua kecuali berkuda yang gue ikutin dengan penuh semangat), ngga excited sama perpustakaannya (yang isinya buku pelajaran semua, walopun impor, dan fiksinya cuma beberapa dengan isi yang asli jadul banget). Gue inget banget, betapa seringnya gue tidur di kelas, pas pelajaran, karena gue bosan setengah idup.

Itulah awalnya gue melarikan diri ke tulisan. Sebelumnya, gue benciiiiiiiiiiiii kalo disuruh nulis. Rasanya seperti mau pingsan, mau muntah, mau nonjok. Tapi di tengah kebosanan gue dengan sekolah baru gue, ternyata gue jadi cinta loh sama kegiatan tulis menulis. Karena pada dasarnya gue bukan orang yang suka cerita, ngga suka terlalu dimengerti, jadilah gue sering banget nulis puisi. Gue marah, gue nulis puisi. Gue sebel sama orang, gue nulis puisi. Gue happy, gue nulis puisi. Lama-lama gue mulai juga menulis prosa lirik: tentang hidup, tentang mati, tentang cinta, tentang mimpi, tentang manusia, tentang Tuhan, tentang sahabat, tentang ketakutan, tentang kemarahan, tentang kekecewaan… tentang segala sesuatu. Dari situ berlanjut ke cerita pendek, artikel, dan novel… (yang belum kelar juga setelah bertaon-taon, hiks).

Selanjutnya, nulis jadi terapi buat gue. Banyak yang bilang kalo mereka ngga bisa ngerti maksud tulisan gue. Begitu sering, gue nulis bukan buat dimengerti, tapi untuk menumpahkan isi kepala (dan isi hati) yang bertumpuk-tumpuk ngga jelas juntrungannya. Dengan begitu, biasanya, kalo hidup gue baik-baik saja, hari-hari mengalir begitu lancar, segala sesuatu terjadi dengan mudah, gue ngga bakal menulis apapun. Buat gue, menulis adalah bertemu sahabat dekat, membuang sampah hidup, mencari pencerahan, menghibur diri sendiri, membangkitkan semangat yang kembang kempis, menenangkan kegembiraan yang terlalu menggempita, dan memberitakan kasih karunia.

Walopun gue sekarang sudah lebih pandai bicara daripada belasan taun yang lalu, gue masih saja lebih suka mengekspresikan diri gue lewat tulisan. Gue lebih memilih bicara dengan tuts laptop gue daripada dengan lidah gue. Dan gue ngga bakal pernah lupa kalimat yang ditulis oleh Solomon Yo (guru agama gue di Sentul) di halaman belakang buku tahunan gue: "God has given you a talent, use it for His glory."

Semoga dia benar, menulis yang adalah terapi dalam hidup gue memang talenta yang dikasi buat gue. Dan semoga gue juga bisa pakai itu buat kemuliaan Tuhan.

Ps: kisah sekolah gue yang di sentul itu happy ending kok, itu jadi pengalaman hidup gue yang paling mendewasakan dan memperkaya diri gue. Memang bukan pengalaman yang paling membahagiakan, tapi di situ gue belajar tentang persahabatan, pengorbanan, kerja keras, dan… kasih karunia. Kalo gue harus mengulang hidup gue, masa-masa pahit di sentul itu adalah masa yang ngga bakal gue hapus karena tanpa itu mungkin gue ngga bakal bisa melewati semua hal yang harus gue jalani setelahnya… (my gosh, dan gue harus melewati sepuluh taon untuk bisa ngomong dua kalimat terakhir itu; well, who says I'm a fast learner anyway?:D)

Wednesday, November 14, 2007

H-3

Everything I need is You
My beginning, my forever
Everything I need is You

-All for Love, Hillsongs United-

Sudah lelah, sudah bosan, sudah hampir menyerah.
Semangat semakin tipis, tenaga nyaris habis terkuras.
Sudah menyeruput kopi puluhan cangkir, bahkan menenggak krating daeng berbotol-botol.
Sudah juga menelan vitamin puluhan butir.

Masih ratusan halaman tak terbaca, masih ratusan soal tak terjawab.
Masih selalu tak ingat pada banyak hal, masih terbingung-bingung pada hal sederhana.
Masihkah akan maju?

Andai tak ingat betapa banyak pengorbanan berbulan-bulan terakhir:
uang, akhir pekan, liburan setengah hati, waktu tidur, perjalanan dinas ke denpasar...
Andai bisa tak peduli...

Akhirnya, hanya bisa bersenandung bersama Hillsongs United:
Everything I need is You
My beginning, my forever
Everything I need is You
Let me sing all for love
I will join the angel song
Ever holy is the Lord
King of Glory
King of all


Monday, October 29, 2007

My Travel Wish List

Pada dasarnya, gue bukan orang yang suka bepergian. Gue lebih suka duduk diam di meja gue dan mengurusi buku-buku gue; it's my greatest enjoyment in life. Dulu-dulu, kalau temen-temen gue ngajak jalan-jalan ke mana pun, selalu gue tolak dengan enteng dengan alasan yang nggak masuk akal: cape. Ya iyalah, mana ada orang jalan-jalan yang ngga cape. Masalahnya, dulu-dulu itu, jalan-jalan buat gue adalah kecapean yang ngga membawa kesenangan.

Tapi belakangan ini gue mulai menggila dan melupakan buku-buku gue. Entah apa yang mulanya bikin gue menggila: pekerjaan yang semakin lama semakin ngga jelas juntrungannya, teman-teman yang lebih gila jalan-jalan dari gue, kelebihan likuiditas, atau sebenarnya kesenangan yang terpendam. Maklum, belakangan buku sudah semakin tidak menarik karena sepertinya topik apa pun yang diangkat, gue sudah pernah baca sebelumnya.

Dan jalan-jalan gue adalah jalan-jalan antik ke tempat-tempat yang kurang umum buat banyak orang. Jadilah susyaaaaah minta ampun cari teman jalan. Kenapa harus pakai teman? Yaaa karena pada dasarnya kan gue penakut.. hehe.. Gaya boleh preman, tapi kalau malam-malam jalan sendiri di kota kecil atau kampung-kampung yang gue ngga kenal... yaaa gue takut juga. Bukan, bukan takut juga, tapi takut bangeeeeet. Jadi, sekalian deh, gue posting aja di sini tempat-tempat yang masih pengen gue datengin sampe hari ini. Kalau abang, mpok, encang, encing ade nyang sudi nemenin aye, aye bakalan seneng banget....

1. toraja
2. danau matano dan sorowako (ini bisa sekalian ama toraja, mudah-mudahan kesampean desember nanti; amin amin amiiiin)
3. belitung (www.belitungisland.com ); pantai yang cantik-cantik banget, ga kalah deh ama cantiknya gue
4. ujung kulon (asli, ini kan cuma di ujung jawa doang, tapi gue blon pernah loh ke sana...)
5. krakatau (skalian ke ujung kulon kali yah)
6. bintan (ade gue bilang, pantai dan pasirnya ruuuuaaaaar biasa; gue cuma agak terganggu sama tarif resortnya yang SGD)
7. dieng (mau liat silver n golden sunrise-nya...)
8. cheto dan sekitarnya (kata mbak2 yang di karimunjawa, cheto ini lebih keren dari dieng)
9. mahakam (serem ga yah, nyusurin sungai segede itu... tapi pasti bikin jantung kaya mau terbaaaang)
10. raja ampat (ck ck ck... kalo ke sini keknya musti bisa diving dulu tapi yah)

Sepuluh dulu deh. Ini aja belum tentu kesampean dalam dua taon ke depan, sehubungan dengan cuti massal yang bikin hak cuti gue yang cuma dua belas hari itu terkuras abis bis bis. Trus, kenapa semuanya di Indonesia? Pertama, karena gue cinta Indonesia. Emang kacrut sih nih negara, kacrut juga orang-orangnya (mostly, ga semua tapi mostly), tapi mau gimana lagi... Gue kan teuteup orang Indonesia, jadi guelah yang musti mencintai Indonesia. Kedua, karena lebih murah (kekekekek). Ketiga, karena perlu waktu lebih pendek, mengingat cuti tadi itu. Keempat, karena lebih gampang cari teman kalo di Indonesia. Kelima, karena yang luar Indonesia gue list di bawah ini... (hehehe.... garing mode:on).

1. Paris (hueee... je reve d'une nuit romantique a paris)
2. Nepal (mantaaabs.. mari kita menggila di Himalaya)
3. Jerusalem (mao umroh gw:D)
4. St. Petersburg (duluuuu banget, abis baca the Russians, gw udah kebayang kaya apa kota ini.. pokonya gue kudu blajar bahasa rusia dulu seblon ke sini)

Yang pengen banget baru itu doang. Adakah yang sudi pergi bersamaku?:)

Wednesday, October 24, 2007

KAYA

"Enak ya jadi orang kaya, bisa jalan-jalan. Gue beli baju aja ngga sanggup."

Nusuk banget rasanya pas temennya temen gue (ato pacarnya, gue juga ngga tau) tiba-tiba ngomong gitu sama gue. Konteksnya adalah gue dan temen gue baru beberapa hari sebelumnya berlibur dengan biaya yang lumayan besar, apalagi pas peak season libur lebaran yang bikin kantong gw juga ikut libur dari duit. Mungkin karena gesture-nya  bukan berkonotosi pujian, tapi ledekan, maka gue agak tersinggung dengan kalimat itu. Hiyaaa gue kan jarang-jarang beli baju, jadi udah beda konteks. Paling-paling gue borong buku, ngupi-ngupi, bayar les frm dan ujiannya yang bikin gue bangkrut, ato nyoba tempat-tempat makan baru. Beda konteks maaaaan, beda konteeeeeeeks!!!

Tapi semakin lama gue semakin berpikir tentang kalimat tadi. Dia menganggap gue kaya karena gue jalan-jalan (mahal, menurut teman gue yang lain). Gue nggak pernah memikirkan apakah gue kaya ato miskin. Gue ngga peduli apakah gue kaya ato tidak kaya. Gue hidup sesuai kemampuan gue, ngga pake ngeluh, ngga pake ngiri, ngga pake sombong (menurut gue sih). Kalo gue ngga punya duit dan cuma sanggup makan mie instan, ya gue makanlah mie instan tanpa perlu gue ngeluh kok gue ngga makan kaya orang lain di sushi tei atau penang bistro atau buffet di shangri-la. Kalo gue lagi punya duit dan pas liburan di Yogya pengen nginep di Grand Mercure yang bintang 4 ya ngineplah gue di sana tanpa perlu merendahkan orang yang nginep di Kumbokarno yang hotel melati atau merasa hebat karena nginep di tempat mahal dan bayar sendiri. Yang paling penting kan gue ngga pernah kekurangan: cukup makan, punya tempat berteduh, punya pekerjaan, punya keluarga, punya teman-teman. I'm blessed, period.

Mungkin gue tersinggung karena itu tadi, gue ngga pernah berpikir apakah gue kaya atau tidak. Mungkin juga karena gue selalu berpikir bahwa gue kaya, terlalu kaya, selalu kaya. Apa bukan orang kaya namanya kalau pas keluarga gue bangkrut sebangkrut-bangkrutnya gue malah bisa sekolah ke sekolah muahal sekelas pelita harapan? Memang gratis, tapi di mana sih ada orang bangkrut bisa terpikir buat sekolah di situ? Apa bukan orang kaya namanya kalau tanpa uang satu sen pun gue bisa sekolah di salah satu institut teknologi terbaik di negeri ini? Apa bukan orang kaya namanya kalau apa pun, sekali lagi: apa pun, yang gue perlu (perlu, bukan mau) selalu bisa gue dapetin one way or another? Apa bukan orang kaya namanya kalau ke mana pun gue pergi gue selalu menemukan sahabat yang sayang sama gue, peduli sama gue, dan mau berbagi hidupnya sama gue? Apa bukan orang kaya namanya kalau gue punya Bapa yang punya langit dan bumi dan bilang kalo gue adalah anaknya dan sangat berharga di matanya? Setuju sama gue?

Yap, gue memang kaya. Jadi, temannya teman gue itu boleh terus bilang gue kaya karena gue memang akan selalu kaya. Kalau pun suatu hari nanti gue ngga bisa jalan-jalan lagi (apalagi jalan-jalan mahal), ngga bisa nginep di Grand Mercure, ngga cukup makan, ngga punya tempat berteduh, ngga punya pekerjaan, ngga punya keluarga, ngga punya  teman-teman, gue tetap kaya. Gue bakal selalu kaya karena gue tau yang punya segala kekayaan sayang sama gue. Gue ngga berani bilang gue akan selalu kaya dengan kebaikan karena gue ngga merasa gue ini orang baik, gue jauuuuuuh dari baik.
Tapi gue bakal selalu kaya dengan iman, dengan pengharapan, dengan kasih.

Terima kasih, Tuhan, udah bikin gue sekaya ini. Terima kasih, teman-teman, udah bikin gue selalu inget bahwa gue kaya.


Monday, October 22, 2007

CINTA TAK HARUS MEMILIKI?

Aku masih sering mempertanyakan kebenaran kalimat itu: "Cinta tak harus memiliki". Cinta macam apa yang tak harus memiliki? Pernah suatu masa, aku begitu meyakini bahwa cinta sejati seharusnya memang tak harus memiliki karena esensi mencinta adalah memberi, bukan meminta, menuntut, ataupun memiliki. Tapi, aku yakin masa itu sudah berlalu bagiku, tamat dan tak pernah akan ada sekuelnya. Dalam hidupku, cinta harus memiliki.

 Aku tak mau berteori panjang lebar, karena aku tahu aku tak punya teori yang cukup untuk meyakinkan seisi dunia bahwa cinta sejati seharusnya memiliki. Tapi dari ingatanku yang sudah berkarat ini, aku masih ingat materi pelajaran agama dari Solomon Yo, guruku semasa SMU, yang bilang bahwa eros adalah cinta yang egois, cinta yang tak bisa menerima penolakan, cinta yang ingin dibalas. Ah, tapi cinta macam apa pula yang tak ingin dibalas? Bahkan Tuhan pun ingin ciptaan-Nya balas mencintai-Nya!

Lalu apa jadinya kalau cinta tak bisa memiliki? Kalau tentang ini, aku punya teori. Pertama, mungkin cinta yang disebut-sebut itu tidak pernah benar-benar hadir. Ini kemungkinan paling masuk akal, ketika yang hadir hanya rasa tertarik, atau kagum, atau lust, atau keinginan memiliki, dan bukan cinta. Kedua, waktunya belum tepat. Belum tepat bukan karena si objek cinta sedang berada dalam pernikahan, tentunya karena aku masuk dalam golongan orang yang terlalu percaya bahwa pernikahan adalah satu kali dan untuk seumur hidup. Ketiga, cinta tadi diekspresikan dengan cara yang salah, tidak membangun, dan tidak mendewasakan

Pada akhirnya, seperti segala sesuatu, cinta sejati membawa sifat ilahi. Pada waktu yang tepat, bersama orang yang tepat, untuk alasan yang tepat, aku percaya cinta harus memiliki.

*tiba-tiba teringat suatu masa bertahun-tahun lalu; dan beberapa hari yang lalu*

Wednesday, August 29, 2007

Selusin Kesenangan Kecil

Gue punya kesenangan-kesenangan kecil yang kalau diganggu bisa bikin gue merengut kaya tikus monyong. Sejujurnya, kayanya yang bikin gue seneng memang kesenangan-kesenangan kecil (menghibur diri neh, berhubung jarang-jarang gue ketemu sama hal-hal besar, apalagi kesenangan besar:p). Ini dia:
1. mojok sendirian di cubicle gue, ga diajak ngomong, ga ditelpon-telpon, ga diganggu gugat
2. maen spider solitaire seharian, sampe siku kiri gue pegel dan memar karena nahan dagu gue
3. ngupi sampe mabok
4. belanja buku sampe bangkrut
5. telpon temen-temen sampe kuping panas
6. muter-muter di toko-toko buku di plaza indonesia, banding-bandingin harga tapi ga beli satu pun
7. jepret-jepret objek-objek ga penting sampe batre kamera sekarat dan memory card abis bis bis
8. donlod komik sesuka hati walopun blon ada yang pernah gue baca
9. nongkrong ama temen-temen gue, ngomongin hal-hal ga penting, dan melupakan hal-hal penting
10. cha cha, pake sepatu hak tinggi, trus ditutup sama jive
11. nyanyi nyanyi sendiri, direkam pake  kamera gue, trus gue tonton sendiri
12. tidur berbelas-belas jam...

Thursday, August 23, 2007

Teman

Gue dapet kiriman imel yang isinya seperti di bawah ini dari salah satu teman lama gue. Serasa digampar gitu, karena gue merasa banget jadi salah satu temannya yang paling ngga pernah ada buat dia. Lalu gue inget temen-temen gue yang lain, yang juga gue perlakukan sama... Hiks.

Dengan penuh perasaan bersalah, gue bermaksud mem-forward imel tadi ke temen-temen lama gue yang udah sering gue lupakan itu. Dan oh la la... betapa bersalahnya gue, karena saking lupanya gue pada mereka, bahkan alamat imel mereka pun gue lupa. Hiks. Tak ada catatan back up, tak ada daftar apapun baik di laptop gue, di pc gue, di catetan gue, di henpon gue (apalagi di henpon, setelah sukses kecopetan tempo hari, gue kan ngga berusaha recover data-data yang ikut ilang), di mana pun...

People change, iya sih, tapi masa gue udah segitunya berubah ya..? Pelupa abis, unorganized, ngga pedulian, dan sebentar lagi mungkin bakal keilangan sobat-sobat gue yang udah dengan entengnya gue lupain dengan alasan klise:sibuk. Hiks, maapken ya, teman-teman...

==========================================

Aku sudah capek berteman dengan kamu. Kamu aneh, gak bisa dimengerti. Gak pernah ada klo dibutuhkan. Capek… Kamu beresin dulu masalahmu ya? Ntar setelah kamu sudah hilang penatnya dan tidak aneh lagi, baru kita berteman lagi."

Aku mengatakan hal di atas ke salah seorang teman dekatku di suatu malam. Sering sekali aku mencoba menghubungi dia, selalu gagal. Mencoba berbicara, gagal. Dia selalu sedang melakukan sesuatu yang lain, bersama yang lain atau sedang pergi ke luar kota. Ya ampun, kenapa dia gak pernah bisa ada? Sesibuk itukah? Menyebalkan!

Akhirnya, aku merasa ingin berhenti. Aku akan cari teman lain. Sebelll… Aku puas setelah berkata itu dan aku tidur dengan tenang.

Di pagi hari, saat aku ingin bertemu dengan Sahabatku, Dia mengingatkanku dengan lembut. "Kalau aku berkata Aku sudah capek bersahabat dengan kamu, gimana? Kamu tuh gak bisa dimengerti, kamu lemah, sering jatuh dan berbuat dosa. Kamu sering menyakiti hatiKu. Kamu sering gak mau mendengarkan aku. Kamu menghubungi Aku kalau lagi butuh aja, kalau kamu lagi gembira, kamu gak ingat Aku sama sekali. Perbaiki dulu dirimu, kalau sudah, baru datang lagi dan kita bersahabat lagi"

Wuaduh Tuhan, jangan pernah menyuruhku pergi dan tidak jadi sahabatMu lagi.

Gimana bisa, aku bangun kalau Kau tidak menolongku dari kejatuhan?

Gimana bisa, aku terhindar dari dosa, kalau Kau tidak mengingatkanku?

Gimana bisa aku kuat, kalau kau tidak bersamaku?

Gimana bisa aku menjalani hidup, kalau Kau tidak berjalan di depanku?

Gak Tuhan, aku gak bisa hidup kalau Kau tidak mau jadi Temanku.

"Kalau begitu, tetaplah jadi temannya. Banyak hal dan keadaan, yang membuat sesuatu terjadi.Jangan menghakimi. Bagianmu hanyalah tetap mengasihi, seperti Aku mengasihimu, tetap menjadi sahabat, seperti Aku jadi Sahabatmu. Jangan pernah mengharapkan kembali apa yang sudah kamu berikan seperti Aku tidak pernah menuntut kamu mengembalikan apa yang sudah Kuberi padamu.

Tetap baik, tetap setia, tetap berikan dirimu kepada orang lain. Kamu mungkin menderita, kamu mungkin di dalam bahaya, tapi Aku, tetap bersamamu, selalu".

Untuk sahabatku, maafkan aku ya.

Aku mungkin akan tetap seperti ini. Tuhan jagai aku kok..

"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu."

"Kalau kamu baik kepada orang yang baik kepada kamu, apa bedamu dengan dunia?"

"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

"Kamu adalah murid-muridKU, jika kamu saling mengasihi"

Wednesday, August 22, 2007

Terima Kasih, Cinta...

Cinta dan kasihmu di dalam hati ini

Sertai hidupku, sertai setiap langkahku

Terima kasih cinta, tanpamu tak berarti

Karena kasihmu aku ada

Cinta dan kasihmu besarkan jiwa ini

Mampukan langkahku walau terkadang penat

Kau bangkitkan asa, yakinkan cinta itu ada

Terima kasih cinta, terima kasih

Karena engkau cinta, aku ada

-------------------------------------------------------

Lagi mellow, kaya orang gila bolak balik dengerin lagu ini.

Funny thing is, gue bisa tiba-tiba bengong kalo lagi dengerin lagu ini:

di antara segala perkakas di meja gue, dgn segala perlengkapan belajar gue...

Terima kasih, cinta...