Monday, April 27, 2009

Kan Kubuktikan!

Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu, buatku melambung
Di sisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu, jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu, jatuh, dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu!

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Kurindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

-Yang Terbaik Bagimu (ADA Band)-

Monday, April 20, 2009

Tuhan, Biarkan Bapak Mendengarnya Sekali Ini

Bapak sayang,
Seperti yang selalu kuduga, aku benci hari-hariku. Aku benci bangun pagi, mandi, lalu berangkat bekerja. Aku benci duduk di depan komputerku dan berusaha mengerjakan hal-hal yang harus kukerjakan. Aku benci selalu merasa enggan mengerjakan semua yang harus kukerjakan itu. Aku benci membuang satu hari lagi dalam hidupku. Aku benci mengenangmu, Bapakku tersayang, dan mengingat betapa kau ingin aku bekerja di tempatku bekerja sekarang.

Bapak sayang,
Seperti yang selalu kutahu, aku sanggup melakukan apapun untukmu. Aku sanggup memberikan segalanya untukmu. Aku sanggup terbang ke langit untuk menggapai bintang impianmu. Aku juga tahu, kau selalu tahu bahwa aku sanggup dan selalu mau melakukan semuanya untukmu.

Bapak sayang,
Tidak seperti yang pernah kupikirkan, kehilangan engkau sama seperti kehilangan hidupku sendiri. Aku kehilangan mimpi-mimpiku. Aku kehilangan doa-doa yang menopang langkahku. Aku kehilangan kelembutan yang mengajariku berbaik hati pada orang yang jahat padaku. Aku kehilangan keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku kehilangan cahaya yang menuntunku pada hari esok.

Bapak sayang,
Aku amat sangat merindukanmu. Duniaku runtuh dan aku amat sangat membutuhkanmu.

Thursday, April 02, 2009

Sama Saja

Rasanya sama saja. Dulu, aku melihat sendiri mereka berurai air mata menangisi kehilangan yang begitu besar. Dulu, aku mendengar sendiri keluh kesah dan ketakutan mereka, karena hari depan yang tiba-tiba menjadi tak menentu. Dulu, hatiku bergetar karena merasakan kepedihan dan ketakutan mereka.

Sekarang, aku tak melihat sendiri, tak mendengar sendiri. Tapi tetap saja rasanya sama.

Doaku untuk mereka yang telah terpaksa kehilangan keluarga, saudara, tempat tinggal, harta benda, dan pekerjaan. Doaku untuk mereka yang (mungkin) akan segera terpaksa kehilangan pekerjaan.

Aku percaya Tuhan masih sayang negeriku, masih sayang bangsaku. Amin.