Tuesday, March 17, 2009

deja vu

orang ramai berkumpul, memperbincangkan seorang lelaki yang kini telah berpindah alam. sanak keluarga berkumpul, air mata tertumpah di pipi orang-orang yang paling merasa dekat, di pipi orang-orang yang mengasihi si lelaki yang kini tak lagi bisa dipeluk. beberapa orang berkerumun, mengelilingi tubuh kaku seorang lelaki, mengangkat tubuhnya, lalu menutupinya. semua terasa begitu familiar, terasa seperti sesuatu yang selalu ada di sini.

walaupun begitu, tetap saja ada begitu banyak perbedaan. terlalu banyak perbedaan.

setidaknya, lelaki ini sempat menua; bapakku tak pernah menjalani hidup sebagai lelaki tua. lelaki ini sempat sakit-sakitan, dirawat oleh orang-orang yang mencintainya; bapakku tak pernah memberi siapa pun kesempatan untuk menunjukkan kerelaan hati merawatnya. lelaki ini sempat memeluk cucu-cucunya; bapakku bahkan tak pernah melihat satu pun keturunannya berpasangan dalam sebuah pemberkatan nikah.

deja vu? mungkin hanya sedikit.

No comments: