- mountain flight: kecantikan tak terkatakan
- sarapan di cafe Nyatapola: difoto wartawan. suit suiiiit... kapan lagi jadi bintang? (kayanya sih wartawan, soalnya pake kamera keren dan pake tripod segala:D)
- Bhaktapur durbar square: durbar square paling cantik dan paling terawat (tapi bayar masuknya mahal, hiks)
- jalan-jalan sampe masuk kampung di Bhaktapur
- international museum day: masuk museum di Bhaktapur gratis, dikalungin bunga, lagi! (ssst, ini pertama kalinya seumur hidup gue loh gue dikalungin bunga)
- mereka ngotot: I must be a Nepali
- naik taksi ke Patan: pake ada jalan ditutup lagi, terpaksa muter lewat perkampungan
- makan siang di Taleju Restaurant & Bar, view-nya perfecto!
- Patan durbar square: lagi banyak festival... dan temple-nya buaaaanyaaaak
- international museum day: tapi masuk museumnya tetep bayar dan ga dikalungin bunga lagi
- nunggu Mbak Ully di Cafe de Patan. lemon lashi-nya enaaaaak
- hhhh hhhh hhhhh, jauh juga jalan kaki ke rumah Mbak Ully
Seandainya gue pelukis, atau penyair, atau komponis, mungkin keindahan puncak-puncak gagah perkasa berbalut salju putih dan beralaskan awan itu akan menginspirasi gue menciptakan karya yang sama cantiknya. Tapi gue bukan seniman, gue cuma bisa terbengong-bengong dari jendela pesawat kecil Buddha Air dan menyerukan pujian gue untuk arsitek alam semesta, yang sungguh piawai memahat kecantikan.
Kesimpulannya, gue yang memang dasarnya melow, jadi tambah mellllloooooooow. Cantiknya, cantiknya, dan cantiknya.... Dan karena hari itu dimulai dengan rasa terpesona, sepanjang hari pun gue jadi terus-terusan terpesona. Jalan-jalan yang dihadang macet dan bikin taksi gue musti muter-muter keliling kampung ngga bikin hati gue susah. Makan siang yang tidak nikmat pun tidak menghilangkan rasa terpesona di hati gue.
Moral of the story: penting banget memulai hari dengan hal yang tepat. Besok pagi musti gue mulai dengan doa pagi yaaaa.
No comments:
Post a Comment