Sekali waktu, aku meraung dan menjerit. Aku putus asa dan ingin menyerah. Aku mengharapkan pertolongan dari sahabat terbaikku dan dia memalingkan wajahnya dan menjauh. Aku memandang sekitar dan begitu yakin tak ada yang peduli. Lalu aku menatap ke atas, ke dalam hatiku, ke tempat Allahku bersemayam. Dan aku kembali menjerit, meraung, menangis. Tiba-tiba sebuah tangan terulur. Tangan seorang teman yang tak pernah aku lihat. Tangan seorang yang lebih nampak seperti orang asing, seseorang yang nyaris tak pernah kuajak bicara. Tangan itu menuntunku, memberiku harapan, memberiku semangat, dan menolongku dengan nyata, bukan sekadar kata-kata.
Aku belajar, tangan Tuhan tidak pernah terlalu pendek untuk menolongku. Aku belajar, banyak orang yang dapat dipakai-Nya agar aku tak sampai tergeletak ketika jatuh. Aku belajar, untuk bermurah hati pada orang yang sedang terjatuh. Aku belajar, menyambut tangan persahabatan itu dengan kasih yang tulus. Aku belajar, mengulurkan tangan persahabatan pada orang asing, mungkin suatu kali aku bertemu orang yang sedang meraung dan menjerit dan ingin menyerah.
Terima kasih, Tuhan. Berkati kebaikan hati dari tangan-tangan yang menolongku, menghiburku, menangis bersamaku. Ajari aku mengampuni orang-orang yang kuharapkan menolongku tapi tak melakukannya. Mungkin mereka juga sedang membutuhkan tangan untuk menolong mereka berdiri, berlari, di sudut lain hidup yang aku tak mengerti.
Make me, Lord, a blessing to someone everyday.
Friday, March 18, 2011
Tangan Tuhan
Posted by Ndangse at Friday, March 18, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment