Kadang-kadang aku bertanya, tahukah dia betapa aku merindukannya? Rindu ini menyesakkan dadaku, mengalirkan air di sudut mataku pada saat-saat tak terduga. Rindu ini mengalirkan derai tangis setiap kali aku akan membaringkan tubuh di malam hari, setiap kali aku terbangun di pagi hari, setiap kali aku sendiri dan tak sedang menyibukkan diri dengan pekerjaanku, bahkan pada saat-saat tak terduga.
Aku memandang buku-bukuku dan mengingat buku tentang ikan yang kubelikan untuknya bertahun-tahun lalu, buku yang kadang-kadang masih dibuka-bukanya kalau waktunya sedang senggang. Aku masuk ke dalam gereja masa kecilku dan mengingat betapa sering dia berdiri di depan altar dan memimpin ibadah di gereja itu. Aku bertemu orang-orang dan mengingat betapa tekun dia mendoakan mereka dalam waktu-waktu doanya. Aku melihat pakaiannya dan mengingat betapa aku sering memakai kemejanya ketika aku kecil, dan dia hanya tertawa.
Kadang-kadang aku bertanya, tahukah dia betapa aku membutuhkannya? Dialah sahabat pertama dalam hidupku. Dia mendengarkanku bercerita tentang segala sesuatu. Dia menghormati mimpi-mimpiku. Dia tak pernah membuatku merasa kecil, dia yang membuatku selalu percaya bahwa aku bisa menggapai bintang walaupun aku bukan orang hebat. Dia membuatku selalu merasa jadi orang yang berharga, orang yang penting, wanita yang cantik, orang yang hebat, bukan karena hal-hal yang kucapai, hal-hal yang kupunya, tapi karena aku adalah aku.
Kadang-kadang aku bertanya, tahukah dia betapa aku mencintainya? Aku cinta dia lebih daripada hidupku sendiri. Aku bertahan melewati banyak hal tanpa mengeluh karena aku terlalu sayang padanya. Aku membuat mimpinya menjadi cita-citaku, harapannya menjadi tujuanku, kesenangannya menjadi kebiasaanku.
Dialah sahabat terbaikku, pahlawanku, bapakku. Tahukah dia bahwa hidupku tak akan sama lagi sekarang?
2 comments:
Pertama kalinya aku membaca blog seseorang dan menanggis.
Tante, yang ikhlas yaa..
Iya, Fen...
Cuma sedih dan kangennya kayanya bakal lamaaaaa banget ilangnya...
Post a Comment