Kadang-kadang, hanya kadang-kadang, aku kehabisan alasan untuk bertahan. Aku mencari-cari alasan, aku membuat-buat alasan, aku mengingat-ingat alasan yang pernah ada, aku menghitung-hitung alasan yang pernah ada dan semoga akan ada. Tapi sama saja, yang kadang-kadang itu tetap terjadi: aku kehabisan alasan untuk bertahan.
Kadang-kadang, hanya kadang-kadang, aku kehabisan pendorong untuk berjuang. Aku membujuk diriku, aku merayu diriku, aku memaksa diriku, aku menghardik diriku. Tapi sama saja, yang kadang-kadang itu tetap terjadi: aku kehabisan pendorong untuk berjuang.
Kadang-kadang, hanya kadang-kadang, aku kehabisan stok kebahagiaan. Aku mengisi pundi-pundiku dengan teman-teman, dengan keluarga, dengan petualangan, dengan pekerjaan, dengan kesenangan, dengan cinta, dengan doa. Tapi sama saja, yang kadang-kadang itu tetap terjadi: aku kehabisan stok kebahagiaan.
Kadang-kadang, hanya kadang-kadang, aku kehabisan harapan untuk menggapai mimpi-mimpiku. Aku mencoba bertahan, aku terus berjuang, aku menggenjot pertahanan dan perjuanganku dengan remah-remah kebahagiaan yang tersisa. Tapi sama saja, yang kadang-kadang itu tetap terjadiL aku kehabisan harapan untuk menggapai mimpi-mimpiku.
Kadang-kadang, hanya kadang-kadang, semuanya habis. Hampir semuanya. Yang tersisa hanya hatiku dan sejejak cinta pada Bapa Surgawiku.
Tuesday, July 08, 2008
Habis
Posted by Ndangse at Tuesday, July 08, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment